Akanmembuat hati menjadi tenang. Al Quran sebagai obat hati dan jasmani. 10 Keutamaan membaca Al-Qur'an berdasarkan hadits dan ayat di atas akan kita dapatkan jika kita rutin membaca Al-Quran setiap hari. Kalaupun sibuk, maka usahakan untuk membacanya walau beberapa ayat, agar kita tidak disebut sebagai orang yang lalai dari membaca Al Quran. AbuBakar menjawab, "adalah yang ada di kandungan binti Kharijah - yakni istrinya Habibah yang tengah hamil- padahal menurut persepsi saya sebelumnya ia adalah seorang budak wanita, namun yang kenyataannya adalah seperti yang dikatakan oleh Abu Bakar Radhiyallahu `Anhu dan Ummu Kultsum lahir setelah wafatnya. Maksudfirman Allah Azza wa Jalla : " Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu" adalah pada bulan-bulan haram, karena dosanya lebih besar dari bulan lainnya. Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata mengenai tafsir ayat: " Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu" mulanya pada seluruh NamaAllah Ta'ala yang maha agung ini disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang shahih. Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu membacakan doa perlindungan kepada salah seorang (anggota) keluarga beliau (dengan) mengusapkan tangan kanan beliau dan beliau Sebenarnyabanyak buah yang diabadikan dalam Al-Qur'an seperti anggur, kurma, pisang, delima dan lainnya. Tin dan Zaitun merupakan buah yang diberkahi Allah dan menjadi salah satu nama surat Al-Qur'an yaitu Surat At-Tin (surat ke-95 terdiri 8 ayat). Buah ini sering disebut sebagai buah surga. Keduanya memiliki keistimewaan dan khasiat luar Imaman-Nawawi rohimahulloh berkata dalam Syarah Shahih Muslim (17/117-118), 'Kebersihan 'Aisyah rodiallohu 'anha dari tuduhan zina, adalah sebuah kebersihan secara qath'i dengan nas al-Qur`an yang mulia, seandainya seseorang yang meragukannya wal'iyadzu billah, maka dia menjadi kafir, lagi murtad berdasarkan ijma' seluruh kaum Dalamhal ini, Islam memberi aturan bagi setiap wanita yang sudah mengalami haid. Aturannya sebagai berikut: 1. Wanita Haid Tidak Boleh Shalat ุฃูŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฅูุฐูŽุง ุญูŽุงุถูŽุชู’ ู„ูŽู…ู’ ุชูุตูŽู„ูู‘ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ุชูŽุตูู…ู’ ููŽุฐูŽู„ููƒูŽ ู†ูู‚ู’ุตูŽุงู†ู ุฏููŠู†ูู‡ูŽุง "Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa? Itulah kekurangan agama si wanita. Berikutini tata cara mandi wajib dengan cara Nabi Muhammad SAW menurut salah satu hadis, "Dari Aisyah dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan.Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudu dengan wudhu untuk salat. oJOdCmB. ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ุฃุฌู…ุนูŠู† Halaqah yang ke enam belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah โ€Faedah-Faedah Dari Hadits Aisyah Radhiyallฤhu โ€™Anhฤโ€. Diantara Faedah yang bisa kita ambil dari Hadฤซts Aisyah Radhiallahu Anha โถ Pentingnya seorang muslim memiliki waktu berkholwah dengan Allฤh ๏ทป. Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahulla di dalam Majmu Fatawa ู„ุงุจุฏ ู„ู„ุนุจุฏ ู…ู† ุฃูˆู‚ุงุช ูŠู†ูุฑุฏ ุจู‡ุง ุจู†ูุณู‡ ููŠ ุฏุนุงุฆู‡ ูˆุฐูƒุฑู‡ ูˆุตู„ุงุชู‡ ูˆุชููƒุฑู‡ ูˆู…ุญุงุณุจุฉ ู†ูุณู‡ ูˆุฅุตู„ุงุญ ู‚ู„ุจู‡โ€ฆ Haruslah seorang hamba memiliki waktu-waktu yang disitu dia menyendiri dengan dirinya didalam doa nya, dzikirnya, sholatnya, perenungannya, musahabah terhadap dirinya & memperbaiki hatinya. โท Hadฤซts diatas diatas menjelaskan bahwa surat al-Alaq ayat 1-5 adalah yang pertama turun kepada Nabi ๏ทบ & ini adalah pendapat jumhur ulama. โธ Hadฤซts ini menunjukkan bahwasanya sebelum menjadi Nabi, beliau ๏ทบ sudah memiliki sifatยฒ yang sangat mulia. โน Akhlak yang baik adalah sebab seorang selamat dari berbagai keburukan. โบ Hadฤซts ini menunjukkan keutamaan Khadijah ketika beliau radiallahu anha berusaha menenangkan Nabi ๏ทบ dari ketakutan dengan cara menyebutkan kebaikanยฒ & keutamaanยฒ beliau, yg ini semua adalah sebab Allฤh tidak akan menyia-nyiakan beliau ๏ทบ. โป Usaha Khadijah sebagai seorang istri untuk mengetahui hakikat dari kejadian yang menimpa Nabi ๏ทบ dengan mendatangi seorang yang berilmu yaitu Waroqoh supaya Nabi ๏ทบ semakin tenang menghadapi semua ini. โผ Kedudukan ilmu Waroqoh bin Naufal tentang para Nabi sebelum Nabi Muhammad ๏ทบ. โฝ Bahwa dakwah memiliki tantangan & rintangan, sebagaimana dikabarkan oleh Waroqoh bin Naufal. โพ Bahwa Khadijah adalah orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullรฃh ๏ทบ dari kalangan wanita. Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya. ูˆุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ูŠูƒู… ูˆุฑุญู…ุฉ ุงู„ู„ู‡ ูˆุจุฑูƒุงุชู‡ Abdullฤh RoyDi kota Pandeglang Seorang IT Profesional yang berpengalaman di bidang Troubleshooting, Networking dan Database Management. Suaminya adalah seorang Nabi, ayah dan ibunya adalah orang-orang yang pertama-tama masuk Islam, keluarganya adalah keluarga muslim pertama dalam sejarah, dan pernah mendapatkan pembelaan langsung dari Allah ketika nama baiknya dirusak orang-orang munafik, dia adalah Aisyah radhiyallahu anha. Mengapa Aisyah Radhiyallahu anha? Istri-istri Nabi, semuanya adalah orang-orang yang mulia dan terhormat, namun orang-orang munafik di zaman Nabi berusaha keras merusak nama baik Aisyah dengan menyebarkan tuduhan-tuduhan dan fitnah-fitnah. Orang-orang munafik ketika merusak nama baik Aisyah, sebenarnya mereka memiliki tujuan utama, yaitu Dengan merusak nama baik Aisyah, secara tidak langsung nama baik Nabi Muhammad juga akan rusak, dan jika nama baik Nabi rusak maka dengan sendirinya agama Islam juga rusak. Dengan merusak nama baik Aisyah, secara tidak langsung syariโ€™at Islam juga akan rusak. Karena Aisyah menghafal dan meriwayatkan hadits-hadits Nabi dalam jumlah yang sangat banyak. Hingga disebutkan dalam kitab Fathul Bariโ€™ bahwa seperempat ajaran Islam, diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu anha. Sedangkan kita tahu bahwa salah satu sumber ajaran Islam adalah hadits. Jika penghafal haditsโ€™ dirusak nama baiknya, maka hadits-hadits yang disampaikannya juga akan rusak, sehingga, ajaran Islam juga rusak. Inilah sebenarnya yang diinginkan orang-orang munafik ketika mereka merusak nama baik Aisyah Radhiyallahu anha. Meskipun demikian, usahaโ€™ orang-orang munafik itu sia-sia saja. Allah berfirman ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุฐูŠู†ูŽ ุฌุงุกููˆู’ ุจุงู„ุฅููู’ูƒ ุนูุตู’ุจูŽุฉูŒ ู…ูู†ู’ูƒูู… ู„ุง ุชูŽุญู’ุณุจููˆู‡ ุดูŽุฑู‘ู‹ุง ู„ูŽูƒูู…ู’ ุจูŽู„ู’ ู‡ููˆ ุฎูŽูŠุฑูŒ ู„ูŽูƒูู…ู’ โ€œSesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira berita itu buruk bagi kamu, bahkan itu baik bagi kamu.โ€ [An-Nuur, 11] Dan inilah diantara alasan kenapa kita sangat butuh kepada riwayat hidup Aisyah Radhiyallahu anha yang penuh dengan kemuliaan dan kehormatan, tidak seperti yang dituduhkanโ€™ orang-orang munafik dan orang-orang yang mengikuti orang-orang munafik dari zaman ke zaman. Hukum Menghina Aisyah dan Menuduhnya Berselingkuh Menghina orang yang beriman adalah perbuatan fasik, dosa besar, terlebih lagi yang dihina adalah istri-istri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Tentu dosanya jauh lebih besar dari menghina orang yang beriman secara umum. Hingga ada beberapa ulama yang mengatakan bahwa menghina Aisyah, menuduhnya berselingkuh, seperti yang dituduhkan orang-orang munafik di zaman dahulu, dia kafir dengan sebab tuduhannya itu. Ibnu Abidin rahimahullah berkata โ€œAdapun menuduh Aisyah berselingkuh, maka tuduhan semacam ini adalah kekafiran, tanpa adanya perbedaan pendapat ulama.โ€ Al-Qadhi Abu Yaโ€™la rahimahullah berkata โ€œSiapa yang menuduh Aisyah dengan suatu tuduhan yang telah Allah bersihkan Aisyah dari tuduhan itu, maka dia kafir, tanpa ada perbedaan pendapat ulama, dan tidak hanya satu ulama telah menyatakan adanya kesepakatan tentang hal ini, dan tidak hanya satu ulama telah menegaskan hukum ini.โ€ Ibnul Qayyim rahimahullah berkata โ€œUmat Islam telah sepakat akan kafirnya orang yang menuduh Aisyah berselingkuh.โ€ Imam Ibnu Katsir juga mengatakan hal yang sama dengan ulama-ulama sebelumnya, dan menjelaskan bahwa, sebab kafirnya orang yang menuduh Aisyah berselingkuh adalah karena orang tersebut sama saja menolak ayat Al-Quran yang menerangkan kebohongan tuduhan itu. Sebutan Kunyah Aisyah Radhiyallhu anha Aisyah Radhiyallahu anha memiliki sebutan lain, yang di dalam bahasa Arab diistilahkan dengan Kunyahโ€™, dan sebutan Aisyah adalah Ummu Abdillah. Sebutan ini berasal dari Nabi Muhammad, ketika Aisyah meminta kepada beliau untuk memberinya kunyahโ€™ atau sebutan sebagaimana istri-istri yang lain. Lalu Nabi memberinya kunyah sebutan Ummu Abdillah. Julukan-julukan Laqab Aisyah Radhiyallahu anha Aisyah juga memiliki julukan-julukan yang menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya; Ummul Mukminin Ibundanya orang-orang yang beriman Yang sangat menakjubkan adalah sebutan ini didapatkan langsung dari Allah, yaitu ketika Allah berfirman ูˆูŽ ุฃูŽุฒู’ูˆูŽุงุฌูู‡ู ุฃูู…ู‘ูŽู‡ูŽุงุชููƒูู… โ€œDan istri-istrinya istri Nabi Muhammad adalah ibu-ibu kalian orang-orang yang beriman.โ€ [QS. Al-Ahzab, 6] Ini adalah julukan Aisyah yang paling terkenal, dan istri-istri Nabi yang lainnya juga dijuluki dengan julukan ini. Habibatu Rasulillah Wanita yang sangat dicintai Rasulullah Suatu ketika Nabi ditanya โ€œSiapakah manusia yang paling engkau cintai?โ€ Nabi menjawab โ€œโ€™Aisyahโ€. [HR. Bukhari Muslim] Umar radhiyallahu anhu berkata โ€œSesungguhnya dia Aisyah adalah Habibatu Rasulillahโ€™ wanita yang sangat dicintai Rasulullah.โ€ Al-Mubarra-ah Wanita yang dibersihkan dari tuduhan Julukan ini berasal dari ayat Al-Qurโ€™an yang berisi pembelaan Allah kepada Aisyah yang saat itu dituduh berselingkuh oleh orang-orang munafik. Yaitu firman Allah ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจููˆู’ู†ูŽ ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ุฃููˆู„ุฆูƒ ู…ูุจูŽุฑู‘ูŽุกููˆู†ูŽ ู…ูู…ู‘ุงูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉูŒ ูˆ ุฑูุฒู’ู‚ูŒ ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูŒ โ€œDan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.โ€ [An-Nuur, 26] Di dalam ayat ini ada sebuah celaan bagi orang-orang yang menuduh Aisyah saat itu, dan pujian bagi orang-orang yang membantah tuduhan-tuduhan itu. [Fathul Qadir, Imam Syaukany] Hingga, salah seorang perawi hadits yang bernama Masruqโ€™, setiap kali meriwayatkan hadits dari Aisyah, masruq mengatakan โ€œTelah menyampaikan hadits kepadaku Ash-Shiddiqah Aisyah binti Ash-Shiddiq Abu Bakar, Habibatu Habibillah Nabi Muhammad, Al-Mubarra-ah.โ€ Ath-Thayyibah Wanita yang baik Allah telah memberi persaksian akan kesucian Aisyah melalui firman Nya ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŠู’ู†ูŽ ูˆูŽ ุงู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจููˆู’ู†ูŽ ู„ู„ุทู‘ูŽูŠู‘ูุจูŽุงุชู ุฃููˆู„ุฆูƒ ู…ูุจูŽุฑู‘ูŽุกููˆู†ูŽ ู…ูู…ู‘ุงูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูŽุบู’ููุฑูŽุฉูŒ ูˆ ุฑูุฒู’ู‚ูŒ ูƒูŽุฑููŠู’ู…ูŒ โ€œDan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula, mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga.โ€ [An-Nuur, 26] Ash-Shiddiqah Wanita yang sangat jujur Imam Masruq, Hakim dan Ibnu Hajar memberi julukan kepada Aisyah dengan Ash-Shiddiqah. Al-Humairaaโ€™ Nabi pernah memanggil Aisyah dengan mengatakan โ€œWahai Humairaaโ€™โ€, dan kata Humairaaโ€™ berasal dari kata Ahmarโ€™ yang artinya merahโ€™. Namun, bukan berarti kulit Aisyah warnanya merah, akan tetapi maksudnya adalah kulit Aisyah berwarna putih yang bercampur dengan warna kemerahan. Dan warna seperti ini adalah warna yang paling indah. Dan orang Arab biasa menggunakan kata merahโ€™ untuk mengungkapkan warna putih pada kulit. Al-Muwaffaqah Wanita yang diberi hidayah Nabi juga pernah memanggil Aisyah dengan mengatakan โ€œWahai Muwaffaqah.โ€ Berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzy, dan sanad haditsnya dinilai shahih oleh syaikh Ahmad Syakir. Mengenal Beberapa Keluarganya Ayahnya adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, khalifah pertama, sekaligus yang pertama masuk Islam, sedangkan ibunya adalah Ummu Ruman radhiyallahu anha. Aisyah memiliki beberapa saudara, yaitu Abdurrahman, Abdullah, Asmaโ€™, Ummu Kultsum, dan Muhammad. Semua bibinya adalah shahabiyatโ€™ wanita yang bertemu dengan Nabi, beriman kepada Nabi dan meninggal di atas iman, yaitu Ummu Amir, Quraibah dan Ummu Farwah. Lahir di Masa Islam di Tengah-tengah Keluarga Muslim Aisyah lahir di Mekah, sekitar empat atau lima tahun setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi. Keistimewaan dari Aisyah dalam hal ini adalah beliau lahir di masa Islam, bukan di masa Jahiliyah, sehingga Aisyah tidak pernah mengalami masa jahiliyah. Selain itu, Aisyah dilahirkan dari dua orang muslim yang termasuk orang-orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, yaitu Abu Bakar dan Ummu Ruman. Sehingga keluarga di mana Aisyah lahir dan tumbuh berkembang adalah keluarga muslim pertamaโ€™. Ibadahnya Jika kita membaca riwayat yang menceritakan tentang ibadah Aisyah Ummul Muโ€™minin, niscaya tanpa ragu sedikitpun kita akan mengatakan bahwa Aisyah adalah ahli ibadah. Dan berikut ini beberapa contohnya Salah satu keponakan Aisyah yang bernama Al-Qasim menceritakan โ€œAku punya kebiasaan jika keluar rumah aku mulai dengan mendatangi rumah Aisyah radhiyallahu anha, aku beri salam kepadanya. Pada suatu hari, aku keluar rumah, ternyata Aisyah radhiyallahu anha sedang berdiri, shalat sunnah dan membaca firman Allah surat Ath-Thur, 28 ููŽู…ูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ุง ูˆ ูˆูŽู‚ูŽุงู†ุง ุนูŽุฐุงุจูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููˆู… Sambil berdoa dan menangis, mengulang-ulanginya. Aku berdiri menunggu Aisyah selesai shalat, hingga aku sendiri kelelahan, lalu aku pergi ke pasar untuk keperluanku, kemudian aku kembali dari pasar, ternyata Aisyah masih berdiri seperti sebelumnya, shalat sambil menangis.โ€ [Dari kitab yang berjudul โ€œAisyah Ummul Mukmininโ€, sebuah ensiklopediโ€™ yang khusus membahas Aisyah radhiyallahu anha, yang asalnya adalah kumpulan beberapa karya ilmiah terkait dengan Aisyah radhiyallahu anha, yang diterbitkan yayasan Ad-Durar As-Saniyyahโ€™, Saudi] Oleh Fajri NS Teks Jawaban yang dimaksud dalam pertanyaan di atas adalah apa yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwa ia berkata ู„ูŽู…ู‘ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุชููŠ ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุนูู†ู’ุฏููŠ ุŒ ุงู†ู’ู‚ูŽู„ูŽุจูŽ ููŽูˆูŽุถูŽุนูŽ ุฑูุฏูŽุงุกูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽุฎูŽู„ูŽุนูŽ ู†ูŽุนู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽูˆูŽุถูŽุนูŽู‡ูู…ูŽุง ุนูู†ู’ุฏูŽ ุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ูˆูŽุจูŽุณูŽุทูŽ ุทูŽุฑูŽููŽ ุฅูุฒูŽุงุฑูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ููุฑูŽุงุดูู‡ู ุŒ ููŽุงุถู’ุทูŽุฌูŽุนูŽ ุŒ ููŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู„ู’ุจูŽุซู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฑูŽูŠู’ุซูŽู…ูŽุง ุธูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽู‚ูŽุฏู’ุชู ุŒ ููŽุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุฑูุฏูŽุงุกูŽู‡ู ุฑููˆูŽูŠู’ุฏู‹ุง ุŒ ูˆูŽุงู†ู’ุชูŽุนูŽู„ูŽ ุฑููˆูŽูŠู’ุฏู‹ุง ุŒ ูˆูŽููŽุชูŽุญูŽ ุงู„ู’ุจูŽุงุจูŽ ููŽุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุฌูŽุงููŽู‡ู ุฑููˆูŽูŠู’ุฏู‹ุง ุŒ ููŽุฌูŽุนูŽู„ู’ุชู ุฏูุฑู’ุนููŠ ูููŠ ุฑูŽุฃู’ุณููŠ ุŒ ูˆูŽุงุฎู’ุชูŽู…ูŽุฑู’ุชู ุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽู†ู‘ูŽุนู’ุชู ุฅูุฒูŽุงุฑููŠ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุทูŽู„ูŽู‚ู’ุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุซู’ุฑูู‡ู ุŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฌูŽุงุกูŽ ุงู„ู’ุจูŽู‚ููŠุนูŽ ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุŒ ููŽุฃูŽุทูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฑูŽููŽุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ุซูŽู„ูŽุงุซูŽ ู…ูŽุฑู‘ูŽุงุชู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุญูŽุฑูŽููŽ ููŽุงู†ู’ุญูŽุฑูŽูู’ุชู ุŒ ููŽุฃูŽุณู’ุฑูŽุนูŽ ููŽุฃูŽุณู’ุฑูŽุนู’ุชู ุŒ ููŽู‡ูŽุฑู’ูˆูŽู„ูŽ ููŽู‡ูŽุฑู’ูˆูŽู„ู’ุชู ุŒ ููŽุฃูŽุญู’ุถูŽุฑูŽ โ€“ ุฃูŠ ุฑูƒุถ - ููŽุฃูŽุญู’ุถูŽุฑู’ุชู ุŒ ููŽุณูŽุจูŽู‚ู’ุชูู‡ู ููŽุฏูŽุฎูŽู„ู’ุชู ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู ุงุถู’ุทูŽุฌูŽุนู’ุชู ุŒ ููŽุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู…ูŽุง ู„ูŽูƒู ูŠูŽุง ุนูŽุงุฆูุดู ุŒ ุญูŽุดู’ูŠูŽุง ุฑูŽุงุจููŠูŽุฉู‹ ุŸ - ุงู„ุญุดุง ุงู„ุชู‡ูŠุฌ ุงู„ุฐูŠ ูŠุนุฑุถ ู„ู„ู…ุณุฑุน ููŠ ู…ุดูŠู‡ ุจุณุจุจ ุงุฑุชูุงุน ุงู„ู†ูุณ ุŒ ุฑุงุจูŠุฉ ู…ุฑุชูุนุฉ ุงู„ุจุทู† - ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ู„ูŽุง ุดูŽูŠู’ุกูŽ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽุชูุฎู’ุจูุฑููŠู†ููŠ ุฃูŽูˆู’ ู„ูŽูŠูุฎู’ุจูุฑูŽู†ู‘ููŠ ุงู„ู„ู‘ูŽุทููŠูู ุงู„ู’ุฎูŽุจููŠุฑู . ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ุจูุฃูŽุจููŠ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽุฃูู…ู‘ููŠ ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑู’ุชูู‡ู . ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽู†ู’ุชู ุงู„ุณู‘ูŽูˆูŽุงุฏู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุฃูŽู…ูŽุงู…ููŠ ุŸ ู‚ูู„ู’ุชู ู†ูŽุนูŽู…ู’ . ููŽู„ูŽู‡ูŽุฏูŽู†ููŠ ูููŠ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ู„ูŽู‡ู’ุฏูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุนูŽุชู’ู†ููŠ ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽุธูŽู†ูŽู†ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญููŠููŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุŸ - ุฃูŠ ู‡ู„ ุธู†ู†ุช ุฃู†ูŠ ุฃุธู„ู…ูƒ ุจุงู„ุฐู‡ุงุจ ุฅู„ู‰ ุฒูˆุฌุงุชูŠ ุงู„ุฃุฎุฑู‰ ููŠ ู„ูŠู„ุชูƒ - ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู…ูŽู‡ู’ู…ูŽุง ูŠูŽูƒู’ุชูู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ู’ู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ูŽ ุฃูŽุชูŽุงู†ููŠ ุญููŠู†ูŽ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุŒ ููŽู†ูŽุงุฏูŽุงู†ููŠ ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽุงู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ููŽุฃูŽุฌูŽุจู’ุชูู‡ู ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽูŠู’ุชูู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ูˆูŽุถูŽุนู’ุชู ุซููŠูŽุงุจูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุธูŽู†ูŽู†ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽู‚ูŽุฏู’ุชู ุŒ ููŽูƒูŽุฑูู‡ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃููˆู‚ูุธูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุฎูŽุดููŠุชู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุณู’ุชูŽูˆู’ุญูุดููŠ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃู’ุชููŠูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุจูŽู‚ููŠุนู ููŽุชูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ . ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฃูŽู‚ููˆู„ู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ููˆู„ููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุฏู‘ููŠูŽุงุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ู’ุฏูู…ููŠู†ูŽ ู…ูู†ู‘ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุฃู’ุฎูุฑููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽุง ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒูู…ู’ ู„ูŽู„ูŽุงุญูู‚ููˆู†ูŽ ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู… 974 โ€œPada saat giliran hari Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- bermalam di rumahku, beliau datang dengan menaruh selendangnya dan melepas sandalnya, beliau meletakkan keduanya di dekat kaki beliau, dan membentangkan kainnya di atas tempat tidurnya, seraya beliau merebah, beliau mengira saya sudah tertidur, sesaat setelah itu beliau mengambil kembali selendang dan memakai kedua sandalnya, lalu membuka pintu dan keluar, saya memakai baju saya dan memakai hijab saya dan saya memakai kain saya, kemudian saya mengejar beliau, sesampainya beliau di Baqiโ€™ beliau berdiri dalam waktu lama, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya tiga kali, kemudian beliau belok saya juga ikut belok, beliau berjalan cepat, saya pun demikian, beliau lari-lari kecil, saya juga melakukannya, beliau menghentakkan kaki, saya pun ikut melakukannya. Saya mendahului beliau dan masuk rumah langsung tidur, baru beliau masuk dan bersabda โ€œAda apa denganmu wahai Aisyah ?, kenapa terburu-buru sampai nafasmu tersengal-sengal ?, ia menjawab โ€œTidak ada apa-apaโ€. Beliau bersabda โ€œKamu akan memberitahukan yang sebenarnya atau saya akan diberitau oleh Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui ?!โ€. Ia berkata โ€œWahai Rasulullah, demi Alloh, saya akan memberitahukan yang sebenarnya. Beliau bersabda โ€œApakah kamu adalah sesuatu yang hitam yang saya lihat di depan saya ?โ€. Saya menjawab โ€œYa, maka beliau mendorong dada saya dengan dorongan yang menyakitkan, lalu bersabda โ€œApakah kamu mengira bahwa Alloh dan Rasul-Nya akan berlaku dzalim kepadamu ?, maksudnya โ€œApakah kamu mengira saya akan mendzalimimu untuk pergi ke rumah istri-istri saya yang lain pada malam giliranmu ?โ€, ia menjawab โ€œMeskipun semua orang menyembunyikan hal itu, Alloh Maha Mengetahui ?, ya beliau bersabda โ€œSungguh Jibril telah mendatangiku ketika dia melihatmu sedang tertidur, dia memanggilku, dia menyembunyikannya darimu, saya memenuhi panggilannya dan saya pun menyembunyikannya darimu, dia tidak mau masuk rumah mu pada saat kamu sudah melepaskan baju luar mu, saya juga telah mengira bahwa kamu sudah tertidur, saya tidak mau membangunkanmu, saya hawatir kamu akan marah ?, maka malaikat Jibril berkata โ€œSesungguhnya Tuhanmu menyuruhmu untuk mendatangi kuburan Baqiโ€™ dan memohonkan ampun bagi mereka kepada Allohโ€. Saya berkata โ€œApa yang harus saya katakan kepada mereka ?โ€, beliau bersabda โ€œUcapkanlah โ€œKeselamatan bagi penduduk pemukiman kuburan ini bagi mereka kaum mukminin dan muslimin, semoga Alloh memberikan rahmat kepada para pendahulu kita dan kepada mereka yang akan datang, dan sungguh kami akan menyusul kalian semuaโ€. HR. Muslim 974 Penjelasan dari syubhat yang tertera dalam pertanyaan di atas bisa beberapa hal, di antaranya adalah Pertama Perkataan Aisyah โ€“radhiyallahu anha- ููŽู„ูŽู‡ูŽุฏูŽู†ููŠ ูููŠ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ู„ูŽู‡ู’ุฏูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุนูŽุชู’ู†ููŠ โ€œMaka beliau telah mendorong dada saya dengan dorongan yang menjadikan saya merasa kesakitanโ€. Menunjukkan bahwa perbuatan tersebut dilakukan dari beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, dan hanya โ€œal Lahdโ€ yang berarti dorongan di dada atau โ€œAl Lakzuโ€ mendorong dengan tangan mengepal, namun hal itu tidak sampai kepada pukulan sebenarnya dengan tujuan untuk menyakiti atau menjadikannya hina, bahkan disebutkan di dalam Lisan Al Arabi 3/393 bahwa di antara makna โ€œal Lahdโ€ adalah โ€œal Ghomzuโ€ menunjuk dengan tangan, dan di dalam Taajul Aruusy 9/145 bahwa di antara makna โ€œAl Lahdโ€ adalah โ€œadh Dhoghtuโ€ tekanan. Abu Ubaid al Qosim bin Salam โ€“rahimahullah- telah berkata โ€œู„ูŽู‡ูŽุฏุชู‘ู ุงู„ุฑุฌู„ ุฃู„ู‡ุฏู‡ ู„ู‡ุฏุงapabila dia telah mendorongnyaโ€.Gharib al Hadits 4/260 Ibnu Faris โ€“rahimahullah- berkata โ€œู„ู‡ุฏุช ุงู„ุฑุฌู„ adalah saya telah mendorongnyaโ€. Mujmal al Lughah 796 Ibnul Atsir โ€“rahimahullah- berkata โ€œAl Lahdu adalah dorongan kuat di dadaโ€. An Nihayah 4/281 Semua makna di atas adalah sinonim satu sama lain yang berarti menunjukkan bahwa Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- tidak memukulnya seperti yang diinginkan oleh mereka yang ingin menghina beliau, akan tetapi beliau menunjuknya dengan tangan, mendorongnya di dadanya hingga ia merasakan sakit, akan tetapi rasa sakit yang ringan yang tidak disengaja, tujuannya sebagai peringatan dan pembelajaran. Kedua Kalau saja pembaca hadits di atas membacanya dengan berlahan-lahan, maka pasti ia akan mengetahui bahwa hadits tersebut menjadi salah satu dalil akan keagungan akhlak Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, sebagai seorang laki-laki yang hidup bersama istrinya dalam beberapa tahun lamanya, sementara ada beberapa perilaku istrinya yang kurang baik karena rasa cemburu yang menjadi sifat bawaan setiap wanita, kemudian juga tidak diketahui bahwa beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- yang memulai menyakitinya dengan perkataan atau perbuatan kecuali apa mereka klaimkan kekerasan rumah tangga itu ada pada hadits di atas, meskipun banyaknya para perawi yang meriwayatkan tentang semua rincian kehidupan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, semua itu menjadi dalil akan kesempurnaan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Adapun mereka orang-orang yang dengki, para pencela mereka mencari-cari kalau saja beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- telah memukul istrinya dengan pukulan yang parah, atau minimal pukulan yang menyakitkan sebagai kekerasan dan penghinaan, akan tetapi mereka gagal dan tidak berhasil menemukan, tujuan mereka pada hadits di atas adalah perkataan Aisyah โ€“radhiyallahu anha- berkata ููŽู„ูŽู‡ูŽุฏูŽู†ููŠ ูููŠ ุตูŽุฏู’ุฑููŠ ู„ูŽู‡ู’ุฏูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุนูŽุชู’ู†ููŠ โ€œMaka beliau mendorong dada saya dengan dorongan yang menyakitkanโ€. Barang siapa yang ingin memukul dan menghinakannya tentu tidak hanya dengan dorongan di dadanya, akan tetapi menggunakan semua kekuatannya pada semua sisi tubuh dan wajahnya, dan akan meninggalkan bekas penganiayaan pada tubuh yang dipukulinya, dan kami tidak menemukan semua itu pada hadits Aisyah โ€“radhiyallahu anha-. Ketiga Hadits ini menunjukkan akan kesempurnaan akhlak Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, kasih sayang beliau, kelembutan hati beliau โ€“alaihis shalatu was salam-; karena beliau tidak berlaku keras, tidak memukul dan tidak menghina, akan tetapi beliau menyalahkan dengan cara yang lembut tujuannya untuk memberikan pelajaran kepada Aisyah โ€“radhiyallahu anha- dan semua umat Islam setelahnya. Sungguh Alloh dan Rasul-Nya tidak berlaku dzalim kepada siapapun, dan bahwa tidak boleh bagi seseorang untuk bersuudzon kepada Alloh dan Rasul-Nya, bahkan menjadi kewajiban seseorang untuk berhusnudzon kepada Alloh dan ridho dengan semua pembagian Alloh โ€“azza wa jalla-, bahwa dorongan/tepukan tersebut menjadi salah satu metode pendidikan dan pengajaran dan peringatan kepada perkara besar dan penting agar tidak terlupakan oleh Aisyah, meskipun ada rasa cemburu kepada Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- dan rasa cintanya kepada beliau, maka Nabiyullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- bukanlah tempat yang diperkirakan akan mendzalimi seorang istri demi para istrinya yang lain, tidak mungkin hal itu dilakukan oleh beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Keempat Yang menunjukkan bahwa dorongan beliau bukan termasuk pukulan yang menyakitkan, akan tetapi untuk pengajaran dan peringatan, percakapan yang lengkap antara Nabi โ€“sahallallahu alaihi wa sallam- dan istrinya Aisyah adalah percakapan yang bermanfaat dan sejuk yang menunjukkan kasih sayang seorang muโ€™allim dan murabbi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, karena beliau menjelaskan sebabnya keluar rumah pada waktu yang larut malam, beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- membuka pintu pelan-pelan pada saat keluar rumah dengan tanpa suara agar tidak sampai membangunkan istrinya, penjelasan dan permintaan maaf tersebut dilakukan tanpa rasa marah apalagi sengaja menyakiti, namun berasal dari seorang suami yang mulia, pengasih dan penyayang, menghormati istrinya, menjelaskan alasannya, menjelaskan dengan rinci apa yang sebenarnya terjadi, agar dia juga ikut menyimak ceritanya, hingga tercipta di dalam dirinya rasa kepercayaan kepada suaminya yang ikhlas dan jujur. Aโ€™isyah berkata ู…ูŽู‡ู’ู…ูŽุง ูŠูŽูƒู’ุชูู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ูŠูŽุนู’ู„ูŽู…ู’ู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุŒ ู†ูŽุนูŽู…ู’ ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฌูุจู’ุฑููŠู„ูŽ ุฃูŽุชูŽุงู†ููŠ ุญููŠู†ูŽ ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุŒ ููŽู†ูŽุงุฏูŽุงู†ููŠ ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽุงู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ููŽุฃูŽุฌูŽุจู’ุชูู‡ู ุŒ ููŽุฃูŽุฎู’ููŽูŠู’ุชูู‡ู ู…ูู†ู’ูƒู ุŒ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽูƒูู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒู ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ูˆูŽุถูŽุนู’ุชู ุซููŠูŽุงุจูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุธูŽู†ูŽู†ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ู‚ูŽุฏู’ ุฑูŽู‚ูŽุฏู’ุชู ุŒ ููŽูƒูŽุฑูู‡ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุฃููˆู‚ูุธูŽูƒู ุŒ ูˆูŽุฎูŽุดููŠุชู ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุณู’ุชูŽูˆู’ุญูุดููŠ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃู’ุชููŠูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ุจูŽู‚ููŠุนู ููŽุชูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ . ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ู‚ูู„ู’ุชู ูƒูŽูŠู’ููŽ ุฃูŽู‚ููˆู„ู ู„ูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ููˆู„ููŠ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ุฏู‘ููŠูŽุงุฑู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽู‚ู’ุฏูู…ููŠู†ูŽ ู…ูู†ู‘ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ุชูŽุฃู’ุฎูุฑููŠู†ูŽ ุŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽุง ุฅูู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒูู…ู’ ู„ูŽู„ูŽุงุญูู‚ููˆู†ูŽ . โ€œโ€œMeskipun semua orang menyembunyikan hal itu, Alloh Maha Mengetahui ?, ya beliau bersabda โ€œSungguh Jibril telah mendatangiku ketika dia melihatmu, dia memanggilku, dia menyembunyikannya darimu, saya memenuhi panggilannya dan saya pun menyembunyikannya darimu, dia mau masuk rumah mu pada saat kamu sudah melepaskan bajumu, saya juga telah mengira bahwa kamu sudah tidur, saya tidak mau membangunkanmu, saya hawatir kamu akan marah ?, maka malaikat Jibril berkata โ€œSesungguhnya Tuhanmu menyuruhmu untuk mendatangi kuburan Baqiโ€™ dan memohonkan ampun bagi mereka kepada Allohโ€. Saya berkata โ€œApa yang harus saya katakan kepada mereka ?โ€, beliau bersabda โ€œUcapkanlah โ€œKeselamatan bagi penduduk pemukiman kuburan ini bagi mereka kaum mukminin dan muslimin, semoga Alloh memberikan rahmat kepada para pendahulu kita dan kepada mereka yang akan datang, dan sungguh kami akan menyusul kalian semuaโ€. Seorang yang jujur dan ikhlas akan memikirkan untuk mencari kebenaran, keadaan seorang suami yang mempunyai urusan penting pada saat ia tidur diranjang dengan istrinya pada malam hari, kemudian beliau ingin keluar rumah namun tidak mau membangunkannya dari tidurnya karena hawatir akan mengganggu tidurnya, beliau juga enggan jika ia bangun akan marah, dan merasa hawatir akan kehilangan suaminya yang berada di sisinya secara tiba-tiba. Kelima Kalau kami sebutkan semua hadits-hadits yang menunjukkan kesantunan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- kepada para istri beliau maka bisa jadi sampai berlembar-lembar, karena beliau memang sosok yang penyantun, penyayang pada kondisi-kondisi tertentu yang kalau dihadapi oleh seorang suami biasa sudah bisa dipastikan tidak mampu menahan ketenangan dirinya, kecuali beliau yang mempunyai akhlak yang agung โ€“shallallahu alaihi wa sallam- yang menghiasi dirinya dengan sifat sabar dan santun, bahkan menahan semua hal yang akan menyakiti istrinya. Di antaranya adalah yang sebagaimana diriwayatkan oleh Ummu Salamah โ€“radhiyallahu anha- ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุฃูŽุชูŽุชู’ ุจูุทูŽุนูŽุงู…ู ูููŠ ุตูŽุญู’ููŽุฉู ู„ูŽู‡ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุŒ ููŽุฌูŽุงุกูŽุชู’ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉู ู…ูุชู‘ูŽุฒูุฑูŽุฉู‹ ุจููƒูุณูŽุงุกู ุŒ ูˆูŽู…ูŽุนูŽู‡ูŽุง ููู‡ู’ุฑูŒ โ€“ ูˆู‡ูˆ ุญุฌุฑ ู…ู„ุก ุงู„ูƒู -ุŒ ููŽููŽู„ูŽู‚ูŽุชู’ ุจูู‡ู ุงู„ุตู‘ูŽุญู’ููŽุฉูŽ ุŒ ููŽุฌูŽู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ููู„ู’ู‚ูŽุชูŽูŠู’ ุงู„ุตู‘ูŽุญู’ููŽุฉู ุŒ ูˆูŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ูƒูู„ููˆุง ุŒ ุบูŽุงุฑูŽุชู’ ุฃูู…ู‘ููƒูู…ู’ . ู…ูŽุฑู‘ูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุฎูŽุฐูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุตูŽุญู’ููŽุฉูŽ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุŒ ููŽุจูŽุนูŽุซูŽ ุจูู‡ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูู…ู‘ู ุณูŽู„ูŽู…ูŽุฉูŽ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุทูŽู‰ ุตูŽุญู’ููŽุฉูŽ ุฃูู…ู‘ู ุณูŽู„ูŽู…ูŽุฉูŽ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ุฑูˆุงู‡ ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ ููŠ " ุงู„ุณู†ู† " 3956 ูˆุตุญุญู‡ ุงู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ููŠ " ุตุญูŠุญ ุงู„ู†ุณุงุฆูŠ " โ€œPada saat ia membawa makanan di atas piringnya kepada Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- dan para sahabat beliau, maka Aisyah datang dengan memakai pakaian bawahan tertentu dengan membawa batu sebesar genggaman tangan dan memecahkan sebuah piring, maka Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- mengumpulkan pecahan piring tersebut dan bersabda โ€œKalian semua silahkan makan, ibu kalian sedang cemburu dua kaliโ€. Kemudian Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- mengambil piringnya Aisyah untuk diberikan kepada Ummu Salamah, dan memberikan piring Ummu Salamah yang pecah kepada Aisyahโ€. HR. Nasaโ€™i dalam As Sunan 3956 dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih an Nasaโ€™i Dari Nuโ€™man bin Basyir โ€“radhiyallahu anhu- berkata ุฌูŽุงุกูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ูŠูŽุณู’ุชูŽุฃู’ุฐูู†ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ููŽุณูŽู…ูุนูŽ ุนูŽุงุฆูุดูŽุฉูŽ ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุฑูŽุงููุนูŽุฉูŒ ุตูŽูˆู’ุชูŽู‡ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ููŽุฃูŽุฐูู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุŒ ููŽุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽุง ุงุจู’ู†ูŽุฉูŽ ุฃูู…ู‘ู ุฑููˆู…ูŽุงู†ูŽ ูˆูŽุชูŽู†ูŽุงูˆูŽู„ูŽู‡ูŽุง ุŒ ุฃูŽุชูŽุฑู’ููŽุนููŠู†ูŽ ุตูŽูˆู’ุชูŽูƒู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุญูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ู ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูŽุง ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุŒ ูŠูŽู‚ููˆู„ู ู„ูŽู‡ูŽุง ูŠูŽุชูŽุฑูŽุถู‘ูŽุงู‡ูŽุง ุฃูŽู„ูŽุง ุชูŽุฑูŽูŠู’ู†ูŽ ุฃูŽู†ู‘ููŠ ู‚ูŽุฏู’ ุญูู„ู’ุชู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุฑู‘ูŽุฌูู„ู ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒู . ู‚ูŽุงู„ูŽ ุซูู…ู‘ูŽ ุฌูŽุงุกูŽ ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ุŒ ููŽุงุณู’ุชูŽุฃู’ุฐูŽู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุŒ ููŽูˆูŽุฌูŽุฏูŽู‡ู ูŠูุถูŽุงุญููƒูู‡ูŽุง ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุฐูู†ูŽ ู„ูŽู‡ู ุŒ ููŽุฏูŽุฎูŽู„ูŽ ุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุจููˆ ุจูŽูƒู’ุฑู ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽุดู’ุฑููƒูŽุงู†ููŠ ูููŠ ุณูู„ู’ู…ููƒูู…ูŽุง ุŒ ูƒูŽู…ูŽุง ุฃูŽุดู’ุฑูŽูƒู’ุชูู…ูŽุงู†ููŠ ูููŠ ุญูŽุฑู’ุจููƒูู…ูŽุง ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏ ููŠ " ุงู„ู…ุณู†ุฏ " 30/341-342 ูˆู‚ุงู„ ุงู„ู…ุญู‚ู‚ูˆู† ุฅุณู†ุงุฏู‡ ุตุญูŠุญ ุนู„ู‰ ุดุฑุท ู…ุณู„ู…. โ€œPada saat Abu Bakar mendatangi Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- meminta izin untuk masuk, dia mendengar Aisyah bersuara keras kepada Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam-, maka beliau mengizinkannya masuk, masuklah Abu Bakar dan berkata Wahai anak perempuan dari Ibu Ruuman dan ia memakannya, apakah kamu mengangkat suaramu di hadapan Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- ?. Maka Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- menjadi penengah antara Aisyah dan ayahandanya, setelah Abu Bakar keluar rumah, maka Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- bersabda kepada Aisyah untuk mencari keridhoannya โ€œTidakkah kamu melihat bahwa saya telah membantu menyelesaikan masalahmu dengan ayahandamu. Kemudian Abu Bakar datang lagi dan meminta izin kepada beliau, maka ia mendapati Rasulullah sedang bercanda dengan Aisyah. Maka beliau mengizinkannya masuk, seraya Abu Bakar berkata โ€œWahai Rasulullah, sertakan saya dalam kedamaian anda berdua, sebagaimana kalian berdua telah menyertakan saya pada perselisihan anda berduaโ€. HR. Ahmad dalam Al Musnad 30/341-342, Para pentahqiq berkata โ€œSanadnya hasan sesuai dengan syarat Imam Muslim Maka hendaknya orang-orang yang dengki itu mengambil pelajaran, betapa banyak kasih sayang Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- kepada istrinya Aisyah โ€“radhiyallahu anha- , begitu besar juga cinta beliau kepadanya hingga pada kondisi-kondisi yang keras di hadapan para tamunya ia memecahkan piring makanan di hadapan mereka, seraya beliau mencarikan penyebabnya dengan bersabda ุบุงุฑุช ุฃู…ูƒู… โ€œibu kalian sedang cemburuโ€. Bukankah rasa cemburu itu yang menjadi penyebab Aisyah โ€“radhiyallahu anha- ikut keluar rumah di belakang Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- dari rumahnya pada malam tersebut, karena ia mengira bahwa beliau keluar akan menemui para istri beliau yang lain, semua itu tidak menjadikan beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam- berlaku kasar kepadanya dengan memukul dengan pukulan yang menyakitkan yang banyak terjadi pada suami biasa. Keenam Jika โ€œal Lahdahโ€ dorongan/tepukan itu berarti pukulan sebenarnya dengan keras, maka Aisyah โ€“radhiyallahu anha- akan menangis karenanya sebagaimana para gadis yang sebaya dengannya dan akan memperlihatkan rasa sakitnya dan akan mengingkarinya, akan tetapi dia tidak melakukannya, akan tetapi dia segera melanjutkan pembicaraannya bersama Nabi โ€“shallallahhu alaihi wa sallam- dan bertanya dengan penuh kesopanan tentang dzikir yang disunnahkan pada saat ziarah kubur, maka hal itu menunjukkan bahwa dorongan/tepukan tersebut tidak lain kecuali merupakan pendidikan dan peringatan semata, dan bahwa Aisyah โ€“radhiyallahu anha- tidak merasakan kecuali rasa sakit yang paling ringan yang hal itu selalu dicari-cari oleh mereka para pencela Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Ketujuh Kemudian kami juga berpendapat Jika seorang suami memukul istrinya โ€“jika sebatas pukulan biasa tanpa ada unsur merendahkan dan penghinaan dan hal itu memang dibutuhkan- maka hal itu dibolehkan oleh al Qurโ€™an al Karim ุงู„ุฑู‘ูุฌูŽุงู„ู ู‚ูŽูˆู‘ูŽุงู…ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูุณูŽุงุกู ุจูู…ูŽุง ููŽุถู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูŽุนู’ุถูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุจูŽุนู’ุถู ูˆูŽุจูู…ูŽุง ุฃูŽู†ู’ููŽู‚ููˆุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูู‡ูู…ู’ ููŽุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญูŽุงุชู ู‚ูŽุงู†ูุชูŽุงุชูŒ ุญูŽุงููุธูŽุงุชูŒ ู„ูู„ู’ุบูŽูŠู’ุจู ุจูู…ูŽุง ุญูŽููุธูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุงู„ู„ู‘ูŽุงุชููŠ ุชูŽุฎูŽุงูููˆู†ูŽ ู†ูุดููˆุฒูŽู‡ูู†ู‘ูŽ ููŽุนูุธููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽุงู‡ู’ุฌูุฑููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุถูŽุงุฌูุนู ูˆูŽุงุถู’ุฑูุจููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ููŽุฅูู†ู’ ุฃูŽุทูŽุนู’ู†ูŽูƒูู…ู’ ููŽู„ูŽุง ุชูŽุจู’ุบููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู†ู‘ูŽ ุณูŽุจููŠู„ู‹ุง ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ููŠู‘ู‹ุง ูƒูŽุจููŠุฑู‹ุง ุงู„ู†ุณุงุก/34. โ€œKaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta`at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta`atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besarโ€. QS. An Nisaโ€™ 34 Aisyah โ€“radhiyallahu anha- telah berbuat kesalahan karena keluar rumah tanpa seizin dari suaminya โ€“shallallahu alaihi wa sallam- namun alasannya karena untuk mengikuti suaminya, dan bahwa ia merasa tenang dengan berada didekat beliau, beliau pun mengetahui keberadaan istrinya. Akan tetapi perilaku Aisyah adalah sebuah kesalahan, namun bersamaan itu Rasulullah โ€“shallallahu alaihi wa sallam- tidak menggunakan apa yang dibolehkan al Qurโ€™an al Karim memukulnya dengan pukulan yang ringan, kalau saja beliau menggunakannya maka hal itu masih dianggap wajar. Menjadi hak beliau untuk memberikan sangsi pada sebuah kesalahan, sebagaimana Nabi Musa โ€“alaihis salam- memegang rambut kepala saudaranya Nabi Harun sambil menariknya ke arahnya. Akan tetapi Nabi โ€“shallallahu alaihi wa sallam- menggunakan dorongan pada dada istrinya disertai peringatan Alloh โ€“azza wa jalla-, tentu yang demikian itu termasuk kesempurnaan akhlak beliau โ€“shallallahu alaihi wa sallam-. Wallahu aโ€™lam.